KONGGRES.COM – Sejak pandemi COVID-19, banyak perusahaan yang akhirnya mengambil langkah untuk mengurangi karyawan mereka. Sejumlah perusahaan besar seperti Microsoft juga turut andil dalam langkah ini. Tentunya, ini sangat baik jika dipandang dari perusahaan yang menurunkan kerugian finansial, Selasa (16/08).
Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK, juga telah dilakukan oleh Microsoft sebagai perusahaan raksasa berbasis pengembangan teknologi. Microsoft sendiri memang memastikan bahwa ini juga ada penyebab dari pemerintah, yang mana membatasi segala jenis pengiriman barang yang menghambat kebutuhan perusahaan.
Seperti yang diketahui, berbagai macam komponen dari produk Microsoft sendiri tidak hanya berasal dari Amerika Serikat saja, melainkan dari negara lainnya seperti China dan negara-negara di Asia Tenggara. Hal ini tentunya akan menghambat proses produksi barang, serta harga yang kian melambung tinggi.
Maka dari itu, pengurangan karyawan kini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar lainnya, untuk mengurangi pengeluaran perusahaan yang diusahakan dapat dilokalisasikan kepada biaya lain.
Microsoft yang mana membutuhkan banyak bahan untuk produksi, pada akhirnya harus memikirkan cara untuk mengurangi pengeluaran yang tidak sejalan dengan pendapatan, dan keputusan yang diambil ialah dengan mengurangi jumlah karyawan mereka.
Secara terang-terangan, Microsoft juga menambahkan beban kepada karyawan lainnya untuk dapat bekerja dengan lebih fleksibel. Maka dari itu, tidak heran ketika satu karyawan bisa mengerjakan pekerjaan diluar dari Job Descriptionyang diberikan.
Di sisi lain, perusahaan besar lainnya juga dilaporkan tengah melakukan PHK Massal kepada sejumlah karyawan mereka. Tesla sebagai perusahaan Elon Musk, juga dilaporkan tengah memecat hingga 200 karyawan mereka, Shopify juga telah melakukan PHK kepada sebagian besar karyawan di kantor pusatnya.
Bukan hanya itu saja, masalah yang sama juga tengah dihadapi oleh Amazon, Spotify, Netflix, hingga Google. Perusahaan raksasa ini sekarang telah menghadapi krisis karyawan, di mana telah kelebihan karyawan yang tidak seimbang dengan pemasukan perusahaan.
Langkah yang diambil oleh Microsoft, sepertinya menjadi langkah yang tepat untuk menyeimbangkan pendapatan perusahaan. Mengingat, Microsoft juga tengah fokus mengembangkan teknologi mereka untuk menyempurnakan Windows 11. Sehingga, tidak membutuhkan banyak karyawan untuk sektor bisnis perangkat keras mereka.