Mulai Maret 2026, Google akan mewajibkan semua pengembang aplikasi Android untuk melakukan verifikasi identitas sebelum mendistribusikan aplikasi mereka .
Tujuan dari langkah ini bertujuan untuk mengurangi penyalahgunaan identitas yang sering digunakan untuk menyebarkan malware, melakukan penipuan finansial, atau mencuri data pribadi pengguna.
Dalam kurung waktu beberapa tahun ini, Google memang gencar banget memperkuat sistem keamanan mereka karena isu malware yang kian memarak.
“This change will start in a few select countries specifically impacted by these forms of fraudulent app scams, often from repeat perpetrators. This change will start in a few select countries specifically impacted by these forms of fraudulent app scams, often from repeat perpetrators.” kata Google dalam blog mereka.
Verifikasi ini mencakup pengumpulan nama resmi, alamat, email, dan nomor telepon pengembang. Padahal sebelumnya Google tidak selalu ribet, ini yang menjadikan Plat Store sebagai tempat dengan aplikasi terbanyak.
Google juga menyediakan jenis akun berbeda untuk pelajar dan pengembang hobi, mengingat kebutuhan mereka tidak sama dengan pengembang komersial.
Penerapan Bertahap: Dimulai dari Indonesia dan Negara Lain
Aturan baru ini akan mulai diuji pada Oktober 2025 melalui akses awal bagi pengembang yang berminat.
Pada September 2026, aturan ini akan berlaku bagi seluruh aplikasi yang dipasang di perangkat Android bersertifikasi di Brasil, Indonesia, Singapura, dan Thailand, sebelum diperluas ke seluruh dunia pada 2027.
Mengapa Langkah Ini Diperlukan?
Distribusi aplikasi melalui internet atau aplikasi pihak ketiga menghasilkan lebih dari 50 kali lebih banyak malware dibandingkan Google Play.
{In February 2024, Singapore was the first country in the world to trial a new feature that blocks Android users from installing apps from unverified sources. The enhanced Google Play Protect feature works in the background to block the installation of unofficial apps that require suspicious permissions, such as to read text messages.
Despite rolling out the feature, Android users in Singapore continue to fall for malware scams. Between February and August 2024, Google found more than 900,000 attempts by individuals to install high-risk mobile apps that could have left their devices vulnerable to being hacked. All these attempts were eventually blocked.” Melansir dari Straitimes.
Sejak 2023, Google telah menerapkan kewajiban verifikasi pengembang di Google Play untuk menekan risiko keamanan dan peredaran malware yang selama ini menjadi tantangan di platformnya.
Dengan langkah ini, Google berharap dapat menciptakan ekosistem aplikasi Android yang lebih aman dan terpercaya bagi pengguna di seluruh dunia.