KONGGRES.COM – Di tengah semakin besarnya spesifikasi sebuah smartphone, di sisi lain menimbulkan masalah tersendiri pada penggunaan baterai yang semakin boros. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika daya tahan baterai di sebuah smartphone menjadi salah satu faktor penting bagi orang-orang dalam menentukan perangkat mana yang akan dibeli.
Jika melihat perjalanannya, teknologi baterai mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan baterai nikel yang digunakan pada tahun 1980-an. Selama dekade berikutnya, peralihan baterai ke ion lithium atau poli, memungkinkan pabrikan smartphone untuk mengemas lebih banyak daya dalam ruang yang lebih kecil, dan kemudian memulai revolusi smartphone. Pabrikan telah menggunakan beragam solusi inovatif untuk menghasilkan lebih banyak daya, dan hampir setiap hari muncul informasi mengenai teknologi baterai baru yang begitu inovatif.
Lalu seperti apa teknologi baterai smartphone dalam 10 tahun mendatang?
Gunakan Banyak Baterai
Dalam beberapa tahun mendatang, pabrikan smartphone akan mampu berfokus dalam pengemasan baterai yang lebih besar di produk mereka, dan faktanya mereka mulai melakukannya sekarang. Ini mungkin bukan solusi yang elegan, namun hasilnya tidak perlu dipertanyakan lagi. Semakin besar baterai, semakin lama jangka waktu penggunaan smartphone-nya.
Beberapa perusahaan mengambil langkah yang berbeda. Misalnya Apple, Huawei dan OnePlus yang menggunakan lebih dari satu baterai di perangkat smartphone mereka (dual-cells). Tidak hanya memberikan fleksibilitas lebih dengan menjaga semua yang ada di dalam smartphone, tetapi juga membantu masalah pengisian daya.
Peningkatan Daya Tahan Baterai
Seringkali pengguna menyadari bahwa kemampuan baterai mereka terus menurun seiring waktu. Ini karena sebagian besar smartphone kehilangan sekitar 20 persen dari kapasitas baterai aslinya setiap tahun. Dengan kata lain, pengisian daya 100 persen pada smartphone lama akan bertahan jauh lebih lama dibandingkan pengisian penuh saat kondisi masih baru.
Untungnya ada beberapa teknologi baru yang menjanjikan di luar sana dari banyak ilmuwan. Universitas di Jepang mampu menemukan teknologi baru yang memungkinkan kapasitas baterai bisa bertahan sebanyak 95 persen selama lebih dari 5 tahun.
Solusi itu adalah Bis-Imino-Acenaphthenchinon-Parafenylenes atau yang disingkat BP, yakni sebuah bahan pengikat baru yang modis untuk terminal negatif. Teknologi ini memungkinkan baterai untuk mempertahankan sekitar 95 persen dari kapasitas aslinya selama 1700 kali pengisian.
Kapasitor Super
Teknologi baterai yang menarik lainnya adalah superkapasitor. Ini akan menyimpan energi potensial baterai secara elektrostatis daripada secara kimiawi. Hal ini memungkinkan proses pengisian jauh lebih cepat, daripada kemampuan baterai aslinya. Yang dibicarakan adalah kemampuan pengisian ulang lebih cepat 1000 kali lipat. Artinya, hampir perangkat apa pun bisa diisi dayanya secara instans.
Sayangnya ada kekurangan, yakni kepadatan energi yang tersimpan. Diketahui penyimpanannya hanya sekitar seperempat dari berat baterai normal. Dengan adopsi pengisi daya yang kompatibel secara luas, ini artinya secara teoritis bisa mengisi daya baterai dalam beberapa detik saat mampir ke kedai kopi sebelum beraktivitas lebih lama di lapangan.