Baru-baru ini kabar yang kurang mengenakan datang dari Microsoft dan kabar ini cukup panas dan banyak dibahas oleh media luar. Masalah yang mereka dapatkan ialah sangat sensitif, di mana perusahaan dituntut atas dugaan penyalahgunaan data Xbox Kids sejak hampir 7 tahun.
Xbox menjadi layanan dari Microsoft di mana penggunanya bisa membeli dan memainkan game yang mereka beli, Xbox sendiri menjadi layanan distribusi game yang paling populer saat ini. Namun, agaknya isu yang menimpa Microsoft dan berkaitan langsung dengan Xbox ini kian memanas dan mendapatkan beragam respons dari publik.
Dilansir melalui Federal Trade Commission atau FTC, mereka akhirnya menuntut Microsoft atas tuduhan penyalahgunaan data dari pengguna Xbox yang masih di bawah umur. Itu artinya dalam tuntutan tersebut tertulis bahwa Microsoft selama ini telah menggunakan data anak-anak pengguna Xbox dan melanggar ketentuan hukum yang berlaku.
Hukum yang dilanggar oleh Microsoft ialah Children’s Online Privacy Protection Atc (COPPA) dan didenda hingga sebesar $20 Juta USD. Siaran pers dari FTC mengatakan bahwa Microsoft telah mengumpulkan informasi ilegal mereka dari data pribadi anak-anak pengguna Xbox tanpa memiliki persetujuan dari orang tua.
Menurut FTC, data yang dikumpulkan oleh Microsoft ini berlansung sejak pertama kali proses memasukkan data tadi didaftarkan oleh orang tua anak, namun penggunaan data ini tidak diketahui sama sekali oleh orang tua. Dugaan sementara mengatakan bahwa Microsoft telah melakukan hal ini terhitung sejak 2015 hingga 2020 kemarin.
“For example, the order will extend COPPA protections to third-party gaming publishers with whom Microsoft shares children’s data. In addition, the order makes clear that avatars generated from a child’s image, and biometric and health information, are covered by the COPPA Rule when collected with other personal data.” Tulis FTC.
Tak berselang lama, pihak Microsoft angkat suara mengenai dugaan ini. Microsoft menuliskan bahwa ini merupakan salah satu kesalahan teknis yang mereka tidak perhatikan, sehingga menyebabkan ada banyak data yang dikoleksi dan disimpan oleh mereka (Harusnya dihapus).
Microsoft menambahkan bahwa mereka telah memperbaiki kesalahan ini, juga menghapus semua data yang mereka simpan sesuai tuduhan FTC tadi.
“During the investigation, we identified a technical glitch where our systems did not delete account creation data for child accounts where the account creation process was started but not completed.
This was inconsistent with our policy to save that information for only 14 days to make it easier for gamers to pick up where they left off to complete the process. Our engineering team took immediate action: we fixed the glitch, deleted the data, and implemented practices to prevent the error from recurring. The data was never used, shared, or monetized.” Konfirmasi Microsoft melalui News Xbox.