Disney+ yang merupakan platform Streaming Movie kini mencetakkan namanya sebagai salah satu perusahaan yang sukses memasarkan film mereka di dunia digital. Persaingan memang terus berlanjut, namun pengalaman yang dimiliki oleh Disney dalam memproduksi film agaknya tidak boleh dianggap remeh.
Disney merambah ke dalam dunia digital melalui Disney+, aplikasi yang menawarkan film-film buatan Disney dan produksi yang selama ini mereka lakukan dengan akses digital, kamu yang ingin menikmati film lawas dan terbaru dari Disney bisa dengan mudah mengaksesnya melalui Disney+.
Sebagaimana layanan Streaming lainnya, Disney+ menawarkan biaya berlangganan setiap bulannya. Kamu harus membawa sejumlah biaya tambahan untuk menonton film dan terbebas dari iklan, ini rutin dilakukan setiap bulan.
Disney+ baru-baru ini kembali menaikkan biaya berlangganan mereka yang memicu sejumlah komentar dari Netizen, pasalnya perusahaan menaikkan harga mereka untuk langganan bebas iklan hingga $144 USD atau setara dengan Rp 213.000,00.
Disney+ mengklaim bahwa mereka mampu untuk bersanding dengan Netflix yang saat ini menjadi layanan Streaming tersukses, Disney juga mengatakan akan meningkatkan hasil produksi film mereka di Disney+.
Disney believes its content can compete with Netflix, the leader of the streaming world. Last year’s price increase saw minimal cancellations, pushing the company to hike the cost even more, Bob Iger said in the quarterly earnings call. The reason why the ad-supported tiers remained untouched is Disney encourages users to choose those.
Iger claimed that the “advertising landscape for streaming is healthier than linear TV”. Overall subscriber base dipped from 46.3 million to 46.0 million in the last quarter, but since the ad tier was introduced, 3.3 million subscribers went for that one; they were 40% of all new Disney+ subscribers in North America.
Di kuartal ini, Disney+ meraup keuntungan hingga $512 Juta USD, juga meningkatkan pengguna berlangganan mereka hingga 800,000 lengguna. Tetapi memang perusahaan mendapatkan kesulitan untuk distribusi di India, sehingga tidak masuk hitungan.
The streaming division lost $512 million in its fiscal quarter. The total amount of subscribers went up by 800,000, but the company excluded the Disney+ HotStar situation in India, it went from 52.9 million to 40.4 million after losing the rights to stream the cricket tournament Indian Premier League (IPL).